Kamis, 12 Februari 2015

Tulisan Pagi Untuk Kepergianmu

Sebelum embun turun, ketika mentari masih lelap ditempat persembunyiannya, itulah kala malam aku memikirkan keadaannya. Karna jarak yang tak mungkin dapat ditempuh dengan hitungan menit, terpaksa aku hanya menunggu kabar darinya. Entah kenapa, risauku tiada henti memikirkan dirinya. Kutakuti sesuatu terjadi pada dirinya. Waktu terus berjalan menuju pagi, aku tertidur karna menunggunya. Kemudian aku terbangun lagi karena terfikir olehku kembali akan parasnya. Kulihat kabar lewat berbagai media, kau pun tak juga nampak. Namun aku tak pernah berfikir buruk tentang itu. Sepanjang malam aku berdoa.

"Tuhan, kemana orang tersayang ini pergi? Apakah dia tertidur hingga tak dapat mengirim kabar untukku? Lindungi dia Tuhan, Jika dia tertidur, berilah ia kehangatan dan mimpi indah. Jika Engkau rencanakan mimpi indah untukku, biarlah mimpi itu jadi milik ia Tuhan". Makin tajam udara ini menusuk kulit jemari kaki. ku kuatkan mata agar tetap terjaga, karna tak sabar aku menunggu kabar darinya.. Hingga dilelap tidurku pun aku tak mampu menahan rinduku untuknya.

"Kamu kenapa sih? Apa susah kamu beri kabar untukku?". Ucapku dalam hati saat ku terbangun lagi. "Apa yang sebenarnya terjadi? Kau baca pesanku, namun tak sebutir hurufpun kau tulis untukku". hingga kudapati cahaya mentari nampak lembut dari ufuk timur, namun tetap saja belum ada kabar. Akhirnya mentari pun muncul untuk memberi kehangatan. Dan kemudian Handphoneku berbunyi untuk sebuah berita, sebuah kapar, sebuah pesan, dan sebuah tulisan yang tiba-tiba membuatku terkejut dan tak mampu berfikir lagi.

"Kenpa?Apa yang terjadi?" Pikirku!!! Ia memberikan pesan tertulis untukku dipagi itu, namun bukan kabar yang aku inginkan. Justru ia menyampaikan sesuatu hal yang tidak bisa saya terima begitu saja.

Benar, dengan mudah dan gampang iya menyampaikan, bahwa hubungan kita tak dapat berlanjut.

saya kembali berfikir, apa yang sedang terjadi.

"Apa salahku?" Tanyaku dalam hati...

"Iya, maaf aku gag ngomong. Aku hanya tidak tahu bagaimana caraku menyampaikan ini sama kamu.Aku gag mau nyakitin kamu. (basi kataku dalam hati) tapi gimana lagi, saya harus tegas." tulisan yang aku baca dari pesan dia.

"Maksudmu?" Balasku.

"Aku tak bisa sama kamu lagi". Tulisan darinya lagi. semakin heran aku membacanya, kufikir itu hanya becandaan dia untukku.

"Aku tak mengerti, maksud kamu apa?". Kubalas lagi untuk meyakinkan keadaan yang terjadi, biar kuhapus rasa penasaranku.

"Aku yakin kamu bisa tanpa aku. Kamu orangnya kuat. Alasanku tinggalin kamu, karna ada orang yang gag bisa aku tinggalkan. MAAF!". balasnya... Aku berfikir ia mulai serius didalam pesannya ini.

"Aku gag sekuat yang kamu pikir OON!!" Balasku mencoba meyakinkan dia, kalau dialah penyemangatku.

"Aku Sayang Kamu, kemaren gag ada apa-apa, terus sekarang kamu ngomong gini? kamu becanda kan?" Tambahku, karna ku tak bisa jika harus kehilangan dia.

"Aku gag bisa bikin kamu lebih sakit hati. Aku gak mau bohongin kamu, CUKUP!!! aku tidak mau jadi pecundang, pengecut. Aku berani ambil resiko apapun." Ucapnya meyakinkanku untuk meninggalkanku.

"Baik-baik ya disana, jaga Bapak. Sukses terus". Ia mencoba memberiku kekuatan terakhir untukku. Kucoba meyakinkannya untuk tetap menjaga hubunganku dengannya,

namun ia justu melakukan hal sebaliknya. Ia terus meyakinkan dirinya untuk pergi dariku. Dengan berbagai alasan yang menurutku seakan-akan ia mampu menilai usaha seseorang.

"Ada seseorang yang berjuang lebih untukmu, apa kamu bisa nolak? Aku sih gag bisa, sekalipn aku punya pacar." Isi pesan yang ia kirim untukku.

Spontan yang terfikir olehku dan kutanya dalam hati untuk diriku sendiri. "Apa aku tidak berjuang buat dapatkan kamu? Apa aku tidak berjuang mempertahaankan hubungan kita? apa perjuanganku masih kurang untukmu?".

Karna aku juga berfikir, "Kalau dia sudah menemukan seseorang yang dapat membuat ia bahagia, knapa aku harus menghalanginya? Sedangan aku, aku hanya pekerja yang gajiku pun belum tentu cukup untuk pulang menemuinya. kalau pun cukup, apa nanti jika kita bertemu aku bisa memberi ia sesuatu dengan hasil keringatku? Tanpa pikir panjang lagi, kulepaskan dia. Dengan doa dan harapan agar ia selalu bahagia.


Entah, ia memilik prinsip yang kuat atau justru ia tak memiliki prinsip untuk menjalani suatu hubungan.

Andai saja ia mau sedikit mengerti, bahwasannya aku memiliki sebuah mimpi besar dengannya nanti. untuk itu aku berjuang,

Aku mencoba melalukan yang terbaik. karna kupercaya, nanti aku mampu hidup dengannya.

dan aku sudah berjuang sejak pertama kali ku kenal dia. cewek maskulin, golongan darah kopi susu.

Namun ia tak lihat itu :)




Apakah aku bodoh melepaskan dia? Iya, aku bodoh jika begitu saja kulepaskan dia bersama orang lain. Padahal aku percaya, suatu saat nanti aku bisa membuatnya bahagia.

Apakah aku bodoh melepaskan dia? Tidak, aku juga tidak bodoh. Aku tahu bagaimana bahagianya seseorang jika dia memiliki harapan, dan harapan itu akhirnya ia dapati.

pastinya dia akan lebih bahagia, daripada kebahagiaan yang akan kuberikan nanti.

Apakah aku bodoh melepaskan dia? Benar, hanya Tuhan yang tahu.


Andai ia mau bersabar. mungkin mimpi itu... AHHHH, sudah lah!!! Dia memiliki mimpi sendiri. Dan tentu itu bukan tentangku, itu tentang dia dan impiannya.


Terimakasih... Aku tahu perhatian dan kasih sayangmu memanglah tulus untukku. Akan selalu kuingat semua itu disini(didalam hati).


Berbahagialah, hanya itu obat yang bisa mengobati lukaku :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar