Jumat, 27 Maret 2015

Derita Raja(sebenarnya) Negeri

Merintih, mengejar pagi. Tak cukup tempat untuk dibagi. Mereka berebut seperti segerombol ikan disebuah tempat yang membatasi mereka. Seorang mangsa yang nampak berjalan mendekat, mereka berebut menggapainya seakan ikan-ikan sedang diberi makan.

Mereka adalah raja yang dianggap rendah oleh pelayannya. Tertipu daya oleh rayuan manis. Hingga nasib anak cucu mereka tidak jelas. Masihkah menuntut ilmu, atau telah menuntut keadaan.

Wahai Raja-raja Negeri, Tiadakah rasa kecewamu kepada pelayanmu yang menikmati gedung megah untuk bekerja? Apakah engkau tak iri melihat mereka terlindung dari panas mentari, dan lagi ditambah dengan pendinngin yang dapat menyejukan kulit mereka?

Bagaimana denganmu yang terus bertahan diantara selah-selah baja besar yang panas. berasap pekat menyumbat dadamu yang penuh harap?

Teriaklah...!!! Teriaklah pada mereka yang INGKAR...!

Kita adalah raja untuk mereka, Kita Raja yang sesungguhnya. Mereka yang harus mencium tangan kita. bukan kita yang membungkuk dihadapannya ketika mereka tepat dipepan kita.

Bangun dan Bangkitlah RAJA! Bangkit...!!!

Sadarkan MEREKA! Wakil Negara Yang Rakus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar