Senin, 23 Maret 2015

Terjaga

Kedekatan kita pada tuhan bagaikan darah yang mengalir dinadi kita. Namun apakah hal itu selalu kita sadari? Ketika apa yang kita mau masih ditangan, Tuhan seperti musnah dari pikiran, bahkan dari hati kita. Tak terfikir setiap waktu jika kita selalu menduakan-Nya. 

Akan tetapi semua itu akan berbeda ketika kita terlepas dari apa yang telah membuat kita menduakan Tuhan. Kita akan ingat Tuhan hanya pada saat hidup terasa kosong, hampa, dan seperti rumah tak berpenghuni. Seolah-olah Tuhan hanyalah tumpukan debu ditembok rumah yang tak berpenghuni. Hingga akhirnya kita menyentuhnya, kita rasakan dan kita ingat bahwa debu itu ada.
"Maaf Tuhan, mungkin hamba seringkali lalai melaksanakan perintahmu. Selama ini hamba hanya meminta kepada-Mu. Setiap waktu hanya meminta-Mu agar Engkau jaga dia (kekasihku) dan menjadikan ia jodohku. Dan hamba telah lupa apa yang harus lakukan, MENJAGANYA... Hamba hanya berdoa tanpa berbuat hingga Engkau membuat hatinya beku, mati rasa akan cintaku.
Tuhan, apa benar jika takdirku dengannya nanti masih bisa brubah? Jika tadinya dia jodohku, dan esok tergantung hari ini, berikanlah petunjuk untukku agar ku ubah. Bahwa kelak aku lah jodohnya. Izinkanlah hamba menjadi imam yang selalu mengingatkannya bahwa Engkaulah yang harus ia ingat. Setiap waktu, setiap detik, setiap saat, setiap hari layaknya Engkau selalu mengingatkan darah yang mengalir didalam hatinya agar ia selalu merasakan betapa nikmatnya anugrah-Mu."

_g

Tidak ada komentar:

Posting Komentar